MAKALAH RAGAM DAN LARAS BAHASA
MAKALAH
RAGAM DAN LARAS BAHASA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “RAGAM DAN LARAS BAHASA” Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan yang lurus, yakni addinul islam.
Makalah ini
di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti proses
belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di UNIVERSITAS PANCA MARGA.
Selama penyusunan dan pembuatan
makalah ini, kami banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kai
mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen pembimbing mata
kuliah bahasa indonesia. kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya
kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat bagi kami serta bagi para pembaca
pada umumnya. Amin...
Probolinggo, 28 Maret 2016
Hormat Kami
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
DAFFAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1. 1. Latar
Belakang
2
1.
2 Rumusan Masalah
2
1.
3 Tujuam Pembahasan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
2.
1 Ragam Bahasa
3
2.1.1. Media Pengantarnya atau Saranannya
3
2.1.1.1. Ragam Lisan
3
2.1.1.2. Ragam Tulis
4
2.1.2. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian
4
2.
2 Laras Bahasa
7
2.2.1. Pengenalan
7
2.2.2. Laras Bahasa Secara Umum
8
2.2.3. Konsep Laras
8
2.2.4. Ciri-ciri Laras Bahasa
10
2.2.5. Jenis-jenis Laras Bahasa
13
2.2.5.1.1. Laras Bahasa Biasa Atau Umum
13
2.2.5.1.2. Laras Perniagaan
13
2.2.5.1.3. Laras Akademik
14
2.2.5.1.4. Laras Undang-undang
14
2.2.5.1.5. Laras Media Massa
15
2.2.5.1.6. Laras Sastra
15
2.2.5.1.7. Laras Rencana
15
BAB III PENUTUP
16
3.
1 Kesmpulan
16
3.
2 Saran
16
DAFFAR PUSTAKA
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Ragam Bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti
surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut
Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa
sehubungan dengan pemakaian bahasa indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak
baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor,
atau didalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti
di rumah, di taman, dipasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau
dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu (1)
ragam bahsa lisan, (2) ragam bahasa
tulis. bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulis. jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan (ejaan). selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata
dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. ragam bahasa tulis
yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. oleh karena itu, sering
timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. padahal kedua jenis
ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki seperangkat
kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. meskipun ada
keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki
seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yag lain.
1.2. Rumusan
masalah
Untuk
mencari pengertian dari Ragam bahasa dan laras bahasa dan tempat penggunaan
bahasa baku dan bahasa tidak baku pada tempatnya.
1.3. Tujuan pembahasaan
Seiring
perkembangan zaman maka terjadi perkembangan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat, sehinggga memicu penggunaan bahasa tidak baku pada saat situasi
resmi. oleh karena itu penulis mengangkat judul ragam bahasa dan laras bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Ragam
Bahasa
Didalam bahasa indonesia disamping
dikenal kosa kata baku indonesia dikenal pula kosa kata bahasa indonesia ragam
baku, yang alih-alih disebut sebagai kosa kata baku bahasa indonesia baku. kosa
kata bahasa indonesia ragam baku atau kosa kata bahasa indonesia baku adalah
kosa kata baku bahasa indonesia, yang memiliki ciri kaidah bahasa indonesia ragam
baku, yang di jadkan tolak ukur yang di tetapkan berdasarkan kesepakatan
penutur bahasa indonesia, bukan otoritas lembaga atau intansi didalam
menggunakan bahasa indonesia ragam baku. jadi, kosa kata itu digunakan didalam
ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. walaupun demikian, tidak
tertutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku didalam pemakaian
ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang
bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa
kata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna
bahasa indonesia. dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah
tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan
(situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;Spradley, 1980).
Menurut Felicia (2001:8), Ragam Bahasa dibagi berdasarkan:
2.1.1. Media Pengantarnya atau Saranannya
Ragam bahasa berdasarkan media
pengantarnya atau saranannya yang terdiri atas:
2.1.1.1.
Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai
bahasa. kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang
berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam
lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, dipasar, atau
dalam kesempatan nonformal lainnya.
2.1.1.2.
Ragam Tulis
Ragam
tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. ragam tulispun dapat berupa
ragam tulis yang standar maupun nonstandar. ragam tulis yang standar kita
temukan dalam buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. kita
juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.
2.1.2. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian
Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) Ragam Bahasa Baku
Tulis dan (2) Ragam Bahasa Baku Lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis
makna kalimat yang diungkapkan tidak ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecepatan dan ketetapan didalam
pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur
kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa didalam struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu
tidak mengurangi cirri kebakuannya. walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan
didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan
karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung didalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. jika ragam bahasa
lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi
tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. oleh
karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan cirri-ciri
ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa
itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. kedua ragam itu masing-masing, ragam
tulis dan ragam lisan memiliki cirri kebakuan yang berbeda.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan
tata bahasa dan kosa kata):
1.
Tata bahasa
(Bentuk kata,
tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata)
a.
Ragam bahasa lisan :
§ Melyana
sedang baca surat kabar
§ Ari mau
nulis surat
§ Tapi kau
tidak boleh nolak lamaran itu.
§ Mereka
tinggal di Menteng.
§ Jalan laying
itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
§ Saya akan
tanyakan soal itu
b.
Ragam bahasa tulis :
§ Melyana
sedang membaca surat kabar
§ Ari mau
menulis surat
§ Namun, engkau
tidak boleh menolak lamaran itu.
§ Jalan layang
itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
§ Akan saya
tanyakan soal itu.
2.
Kosa kata
Contoh ragam
lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a.
Ragam lisan
§ Rani bilang
kalau kita harus belajar
§ Kita harus
bikin karya tulis
§ Rasanya
masih terlalu pagi buat saya, pak
b.
Ragam tulis
§ Rani
mengatakan bahwa kita harus belajar
§ Kita harus
membuat karya tulis.
§ Rasanya
masih terlalu muda bagi saya, pak.
Istilah lain
yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard.
c. Ragam semi standar.
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa
kaidah dan aturan tetap. akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. ragam
standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan dibidang kosa kata, peristilahan,
serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam
kehidupan modem (Alwi, 1998:14).
Pembedaan antara ragam standar, nonstandard, dan semi standar dilakukan
berdasarkan :
§ Topik yang
sedang dibahas,
§ Hubungan
antar pembicara,
§ Medium yang
digunakan,
§ Lingkungan
atau
§ Situasi saat
pembicaan terjadi
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standard an nonstandard :
§ Penggunaan
kata sapaan dan kata ganti,
§ Penggunaan
kata tertentu,
§ Penggunaan
imbuhan,
§ Penggunaan
kata sambung (konjungsi), dan
§ Penggunaan
fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri
pempeda ragam standard an ragam nonstandard yang sangat menonjol. kepada
orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan
menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. jika kita menyebut diri
kita, dalam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku.
dalam ragam nonstandard, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan cirri lain yang
sangat menandai perbedaan ragam standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam
standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang
ilmu tertentu. penggunaan imbuhan adalah ciri lain. dalam ragam standar kita
harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan
(preposisi) merupakan cirri pembeda lain. dalam ragam nonstandar, sering kali
kata sambung dan kata depan dihilangkan. kadang kala, kenyataan ini
meengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
1. Ibu
mengatakan, kita akan pergi besok
(ia) ibu mengatakan bahwa kita akan peergi besok
Pada contoh diatas merupakan ragam semi standard an diperbaiki contoh (ia)
yang merupakan ragam standar.
2. Mereka
bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan
itu.
Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan
kalimat (2) kehilangan kata depan (untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata
ini sering dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk
ragam semi standar.
Kelengkapan fungsi merupakan cirri terakhir yang
membedakan ragam standard an nonstandard. artinya, ada bagian dalam kalimat
yang dihilangkan karena situasi sudah di anggap cukup mendukung pengertian. dalam
kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. seringkali
pelepasan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. misalnya, Hai, ida, mau kemana?” “pulang. ” Sering kali juga
kita menjawab “tau. ” Untuk menyatakan ‘tidak tau. ’ Sebenarnya, pembedaan lain,
yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya, pembeda
intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam
tulis.
2.2. Laras Bahasa
2.2.1. Pengenalan
Laras bahasa adalah
salah satu daripada aspek sosiolinguistik iaitu mengenai bahasa dan
penggunaannya. Bahasa sentiasa mempamerkan perbedaan dalam penggunaannya yang
boleh dikatakan sebagai ragam bahasa. Dalam ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa
di istilahkan sebagai register atau laras ( Hudson, 1980,hlm.
48) iaitu satu istilah teknik untuk menerangkan perlakuan bahasa (linguistik
behaviour) seseorang individu apabila bahasa digunakan.
2.2.2. Laras Bahasa Secara Umum
Perbincangan
mengenai laras bahasa tidak terlepas daripada membincangkan dua konsep, iaitu
pengguna dan penggunaan. Pengguna adalah orang yang menggunakan bahasa yang menyebabkan
wujudnya dialek. Contohnya adalah seperti dialek Kelantan, Melaka, Kedah,
Sarawak dan sebagainya.
Penggunaaan adalah
bagaimana sesuatu bahasa itu digunakan secara berbeda-beda dalam berbagai
situasi. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda ini melahirkan laras iaitu
penggunaan bahasa yang berbeda-beda berdasarkan situasi dan faktor lain yang
melahirkan kata-kata yang berbeda mengikut keadaan. Misalnya kata-kata yang
digunakan untuk bergurau senda adalah berbeda daripada kata-kata yang digunakan
untuk menyampaikan sesuatu ucapan. Oleh itu, bolehlah dirumuskan bahawa
penggunaan bahasa yang berbeda-beda berdasarkan faktor-faktor sosial seperti
keadaan dan tempat, disebut juga laras bahasa atau laras sosial. Penggunaan
bahasa yang berbeda-beda mengikut faktor geografi atau daerah disebut sebagai
dialek daerah.
Laras bahasa boleh
didefinisikan sebagai gaya atau cara penggunaan sesuatu bahasa. Sesuatu laras
bermaksud variasi yang ada pada tiap-tiap penutur. Laras bahasa biasanya
berubah-berubah mengikut situasi. Ciri-ciri laras yang penting ialah
perbendaharaan kata, susunan ayat, dan frasa yang digunakan. Sesuatu laras
tertentu digunakan untuk keadaan atau situasi tertentu.
2.2.3. Konsep Laras
Laras ialah variasi
yang berlainan berdasarkan fungsi dan ia sentiasa berubah-rubah mengikut
fungsi. Apabila pengamatan dibuat pada perlakuan bahasa yang wujud dalam berbagai
konteks, akan didapati kelainan jenis bahasa yang digunakan yang disesuaikan
dengan situasi yang berlainan. Contohnya boleh diperhatikan pada bahan-bahan
bacaan yang dibaca seperti teks klasik, novel, cerpen, teks ekonomi, teks
sejarah, teks undang-undang dan sebagainya adalah berbeda antara satu sama lain
dari segi bahan, susunan kata, pilihan kata, jalinan fikiran dan sebagainya.
Penggunaan bahasa seperti ini adalah dihasilkan oleh laras bahasa yang berbeda.
Terdapat beberapa
definisi, iaitu pandangan beberapa orang ahli bahasa tentang pengertian laras
bahasa. Halliday (1968), mendefinisikan laras bahasa sebagai variasi bahasa
yang berlainan berdasarkan fungsi. Beliau menyatakan laras bahasa berubah-ubah
mengikut situasi. Jika diamati perlakuan bahasa yang ada dalam berbagai
konteks, didapati faktor kelainan dan jenis-jenis bahasa yang digunakan
disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Ure dan Ellis (
1977), menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa yang lazim digunakan
mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu situasi akan menentukan
bentuk bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa itu dan pemilihannya
berdasarkan konvensi sosial masing-masing.
Reid (1956),
menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeda-beda akan menggunakan laras
mengikut situasi sosial yang berlainan iaitu istilah teknik untuk menyatakan
perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang individu.
Reid juga telah membedakan laras bahasa dan gaya bahasa. Laras bahasa merujuk
khusus kepada bidang penggunaan, manakala gaya merujuk kepada cara pengungkapan
fikiran, matlamat yang hendak dicapai, suasana yang hendak ditimbulkan, dan
suasana yang menjadi latar penggunaan bahasa berkenaan.
Halliday (1968),
menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi.
Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi. Dia telah membuat penjenisan laras
kepada tiga kategori iaitu tajuk wacana (field of discourse), cara
penyampaian wacana (mode of discourse) dan gaya wacana (style
of discourse).
Brian Seaton (1982)
berpendapat laras bahasa ialah satu variasi yang wujud daripada situasi yang
berlainan seperti umur, jantina atau tajuk perbualan. Laras juga terdapat dalam
sesuatu bidang seperti kewartawanan, perubatan, sains, perniagaan dan
sebagainya berbeda sama ada dalam bentuk penulisan atau tulisan. Oleh itu kita
akan dapati seseorang itu akan memiliki laras bahasa yang berlainan.
Menurut ahli bahasa
tempatan seperti Nik Safiah Karim (1989), laras bahasa berdasarkan
penggunaannya, iaitu variasi bahasa digunakan oleh penutur dalam situasi
tertentu. Dia menganggap laras bermaksud variasi bahasa yang boleh dipilih
daripada sekumpulan variasi yang ada pada setiap penutur. Penggunaan bahasa
berubah mengikut konteks, bidang dan juga peringkat sosial.
Asmah Haji Omar (1987), menyatakan laras bahasa
mempunyai ciri-ciri khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang
penggunaannya. Kelainan atau variasi bahasa yang digunakan mempunyai disiplin
ilmu yang berbeda-beda.
Abdullah Hassan
(1987), telah mengaitkan laras bahasa dengan pemakaian kata-kata tertentu yang
sesuai dengan konteksnya. Pemakaian laras bahasa yang sesuai dianggap
pengolahan bahasa yang baik. Bahasa yang digunakan seperti menyampaikan indeks
pasaran saham di bursa saham ialah laras ekonomi.
Kesimpulannya,
laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian kata-kata yang khusus untuk
sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial seseorang itu ketika
berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan
antara variasi-variasi bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.
2.2.4. Ciri-ciri Laras Bahasa
Menurut Nik Safiah
Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu mempertimbangkan dua faktor
yang utama iaitu ciri keperihalan peristiwa bahasa dan ciri linguistik yang
wujud . Ciri keperihalan pula dibagikan kepada dua aspek utama, iaitu situasi
luaran dan situasi persekitaran.
Situasi luaran
adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa yang
merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara hidup yang menentukan perlakuan
setiap anggota masyarakat. Contohnya , apabila kita mengkaji laras bahasa
masyarakat Melayu lama, kita perlu mengaitkan dengan situasi istana,
stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan aspek-aspek lain anggota
masyarakat zaman itu.
Situasi
persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang menyebabkan
wujudnya bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang dimaksudkan ialah cara
penyampaian, perhubungan sosial dan peribadi, bahan yang diperkatakan, dan
fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.
Cara penyampaian
yang terdapat dalam situasi persekitaran menyebabkan wujudnya keberbagaian
dalam laras bahasa. Cara penyampaian merujuk bentuk perhubungan yang digunakan
termasuk jenis bahasa lisan, bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya. Bahasa
lisan berbeda daripada bahasa bertulis kerana terdapat banyak variasi bahasa
bertulis seperti laporan, esei, surat, wawancara, cerpen, karangan, sajak,
drama, dan sebagainya. Hasil penulisan pula berkait dengan diri penulis,
pembaca dan perkara yang ditulis. Latar belakang penulis membawa perbedaan
dalam penghasilan bahasa, penggunaan bahasa, kandungan bahan dan aspek panjang
pendek sesuatu peristiwa.
Aspek lain yang
menimbulkan laras bahasa yang berbeda ialah aspek peribadi dan aspek bukan
peribadi. Aspek peribadi ialah perhubungan individu dengan individu yang lain,
hubungan kekeluargaan, rakan sebaya, sahabat karib, pekerja, dengan majikan,
rakyat dengan golongan istana dan sebagainya. Aspek bukan peribadi pula adalah
bukan bersifat peribadi seperti antara penulis dengan pembaca, penghasil dan
pembaca akhbar, penyajak dengan pembaca dan sebagainya.
Unsur yang ada dalam situasi persekitaran bagi
menentukan laras bahasa termasuklah bahan yang diperkatakan. Bahasa yang
digunakan adalah meliputi aspek yang luas iaitu meliputi perkara-perkara biasa
seperti perbualan tentang makanan, pakaian, kesihatan dan sebagainya serta
termasuk perkara-perkara khusus seperti dalam bidang sains dan teknologi,
perubatan, astronomi, geologi dan sebagainya.
Ciri lain dalam
mengenal pasti laras bahasa ialah tentang fungsi-fungsi sosial perlakuan
bahasa. Aspek perlakuan sosial termasuklah bahasa untuk menyampaikan maksud
seperti menggunakan bahasa dalam upacara-upacara tertentu seperti majlis akad
nikah, jual beli, dan sebagainya. Terdapat juga situasi yang menggunakan bahasa
yang berlainan yang dihasilkan oleh interaksi seperti jenis perbualan, iaitu
orang yang terlibat dalam perbualan dan peranan situasi-situasi tersebut dalam
masyarakat.
Empat ciri-ciri
situasi persekitaran menimbulkan laras yang berlainan dan terdapat hubungan
yang erat diantaranya. Hal ini adalah disebabkan interaksi antara kedua-dua
pihak menghasilkan laras.
Laras bahasa juga
mempunyai ciri-ciri linguistik yang melibatkan unsur tatabahasa dan pemilihan
perkataan atau leksis. Hal ini telah dijelaskan oleh Nik Safiah Karim (1982)
dengan melihat ciri-ciri tata bahasa yang terdapat dalam susunan kata dan frasa
dalam laras bahasa. Nik Safiah berpendapat, tatabahasa yang disusun dengan cara
tertentu akan menimbulkan laras bahasa yang mempunyai pengertian yang berbeda-beda.
Ciri linguistik pula adalah berkait rapat dengan faktor sosial seseorang
seperti latar belakang orang yang bercakap atau menulis.
Laras bahasa juga
turut menunjukkan manipulasi unsur-unsur tatabahasa sesuai dengan wacana yang
dibicarakan. Contohnya laras bahasa aspek fonologi, morfologi dan sintaksis
yang meneliti penggunaan bunyi, pembentukan kata serta struktur dan binaan kata.
2.2.5. Jenis-jenis Laras Bahasa
Laras dapat dibagikan
kepada tiga kategori utama yaitu, tajuk wacana,
cara penyampaian wacana dan gaya wacana. Tajuk wacana adalah merangkumi bidang
penggunaan bahasa seperti bidang Matematik. Cara penyampaian wacana ialah media
perlakuan bahasa samada secara lisan atau bertulis. Gaya Wacana pula adalah
bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan bahasa iaitu secara formal
atau tidak formal.
Daripada tiga
kategori utama ini, laras dapat dikenali berdasarkan penggunaannya dalam berbagai
situasi. Antara jenis-jenis laras ialah laras biasa atau laras umum, laras
akademik atau laras ilmiah, laras perniagaan, laras perundangan, laras sastera,
laras iklan dan sebagainya.Hal ini kerana terdapat hubungan yang erat antara
susunan bahasa dengan situasi-situasi disebabkan interaksi sehingga
menghasilkan laras.
2.2.5.1. Laras Bahasa
Biasa Atau Umum
Laras ini
menggunakan bahasa yang tidak membabitkan sebarang bidang ilmu atau konteks
khusus. Ia biasanya digunakan dalam perbualan harian. Laras biasa tidak
menggunakan istilah atau pola yang khusus. Ciri-cirinya adalah bebas dan mudah
dipahami serta kurang terkawal dari aspek tatabahasa. Ia juga mempunyai unsur
kemesraan seperti menggunakan ganti nama diri pertama seperti aku, cek, makcik
, kak ngah dan sebagainya.
Laras bahasa biasa
menggugurkan kata sendi nama seperti dari, daripada, di, akan dan hingga. Ia
juga menggunakan kata yang pendek dan ringkas, dan ada kalanya menggunakan
imbuhan asing. Terdapat juga unsur ambiguiti atau kekaburan makna.
Contoh: Hai Mat! Mau ke mana tu? mampirlah dulu!
2.2.5.2. Laras
Perniagaan
Laras jenis ini
digunakan untuk mengiklankan barangan yang ingin dijual. Gaya bahasa yang
digunakan biasanya memujuk pendengar supaya membeli barangan menerusi cara
penyampaian yang amat menarik. kata yang digunakan
pendek-pendek dan tidak gramatis.
Contoh : Buruan, setiap pembelian LCD Skrin Televisyen Pensonic bonus Smartphone Samsung.
2.2.5.3. Laras
Akademik
Laras akademik
boleh dibagikan kepada beberapa bahagian berdasarkan bidang ilmu yang
diperkatakan. Antaranya laras bahasa sains, laras ekonomi, laras sastera dan
sebagainya. Laras ini kemudiannya terbahagi pula kepada beberapa sub-bidang
yang terdapat dalam sesuatu bidang akademik. Misalnya dalam bidang sains, terdapat
laras kimia, biologi dan fisika.
Dalam bidang
akademik, laras yang digunakan mudah dikesan dengan kehadiran istilah-istilah
teknikal dan khusus yang berkaitan dengan bidang berkenaan.
Contohnya dalam bidang ekonomi terdapat
istilah-istilah khusus seperti permintaan, penawaran, kos, modal, buruh dan
susut nilai. Contoh laras sains dalam bidang kimia : Air terhasil daripada
kandungan hidrogen dan oksigen (H2O).
2.2.5.4. Laras Undang-undang
Laras undang-undang
merupakan salahsatu daripada laras ilmiah yang terdapat dalam bahasa Melayu
sejak zaman dahulu lagi. Walau bagaimanapun, pada masa sekarang laras
undang-undang lebih bersifat modern dan banyak
menggunakan istilah teknikal. Contoh : Dependen membantah pada awal prosiding
kerana tidak setuju dengan cadangan plaintif untuk mengemukakan saksi-saksi
yang dikatakan tidak relevan dengan perbicaraan berkenaan.
2.2.5.5. Laras
Media Massa
Laras media massa
kurang mementingkan gaya, khususnya penggunaan imbuhan dan kata hubung. Bahasa
yang digunakan logis dan bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang
berlaku. Bahasanya juga ringkas dan mengandungi berita yang maksimum untuk
dipaparkan kepada pembaca dan penonton.
Contoh : Pasukan merah putih telah
memalukan pihak lawan di kandang lawan dengan skor dua gol tanpa balas.
2.2.5.6. Laras Sastra
Seperti laras-laras
bahasa yang lain, laras bahasa sastra juga mementingkan istilah-istilah khusus
dan teknikal. Bedanya, bidang yang diperkatakan itu ialah mengenai bahasa dan
kesusasteraan serta hubungan antara kedua-duanya.
Contoh : Apabila berbicara mengenai kesusastraan, kita
sebenarnya akan membincangkan beberapa aspek seperti tema, kronologi, mesej,
dan watak yang mengandungi unsur-unsur personifikasi dan metafora.
2.2.5.7. Laras Rencana
Laras rencana adalah
laras bersifat umum yang menyentuh mengenai tajuk tertentu. Ciri utama dalam
laras rencana ialah keberbagaian idea mengenai sesuatu tajuk yang diperkatakan.
Contoh : Kerana baru
dilancarkan, kejayaan model terbaru belum dapat diukur sepenuhnya. Berbagai
aspek seperti pilihan pembeli, faktor rekabentuk, kemudahan mendapatkan alat
ganti dan ketahanannya perlu diambil. Model terbaru ini pastinya berhadapan
dengan berbagai rintangan sebelum ia berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam
dan luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik yang
sedang di bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi. Kadang penggunaan bahasa yang ragam bahasa
yang baik banyak di gunakan oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat, maupun kalangan pengusaha. Sedangkan laras
bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian kata-kata yang khusus untuk
sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial seseorang itu ketika
berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan
antara variasi-variasi bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.
.
3. 2. Saran
Lebih
memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada masyarakat terutama
pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan
kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku yang bukan pada tempatnya.
Sumber sudah saya upload di academia.edu silahkan jika ingin filenya, gratis dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar anda.
KLIK DISINI..........
Komentar
Posting Komentar